Pelopor harmoni sosial & pelestarian budaya lokal

Salah satu identitas kuat Desa Karungan adalah julukannya sebagai “Desa Pancasila”. Julukan ini bukan sekadar simbol, melainkan representasi nyata dari keberagaman dan toleransi yang hidup di tengah masyarakat. Warga dari berbagai latar belakang dapat hidup berdampingan secara damai, dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi utama dalam bermasyarakat. Musyawarah desa, pos ronda, dan kegiatan karang taruna menjadi wadah aktif interaksi sosial lintas usia dan latar belakang

Di bidang budaya, Desa Karungan memiliki warisan yang kaya dan terus dipelihara dengan bangga. Tradisi adat seperti “bancakan” dan “dekahan” masih rutin diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur dan doa bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan antarwarga, tetapi juga menjadi bagian dari daya tarik wisata budaya. Kehadiran grup karawitan “Sarwo Gathuk”, pertunjukan wayang kulit, dan tari tradisional menunjukkan tingginya apresiasi masyarakat terhadap seni lokal.

Pendidikan nilai-nilai budaya juga ditanamkan sejak dini melalui sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler. Generasi muda dilibatkan dalam dokumentasi, pelatihan seni tradisi, hingga pentas budaya di tingkat regional. Kegiatan seperti “Festival Budaya Desa” yang digelar setiap tahun menjadi ajang unjuk kebolehan sekaligus penguatan identitas kebudayaan lokal. Ini menjadi bukti bahwa transformasi zaman tidak memadamkan semangat pelestarian budaya di Karungan.
Dengan berakar kuat pada nilai sosial dan budaya, Desa Karungan melangkah menuju pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Pemerintah desa secara aktif mendorong partisipasi warga dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan, terutama yang terkait dengan pelestarian warisan budaya dan penguatan kohesi sosial. Semangat ini menjadi fondasi utama dalam mewujudkan Karungan sebagai desa yang tangguh secara sosial, dan kaya secara budaya.